Inilah Indonesia : Susah Baca, Gampang Komen



Tumpukan buku tebal yang memotivasi

Jujur, aku pun juga ngerasa kalau diri ini agak susah kalau harus baca buku. Kan logikanya gini, kalau mau pintar, mau pengetahuannya banyak, berarti kan harus banyak membaca. Entah membaca buku maupun membaca “zaman”. Nah, di salah satunya aja, membaca buku, kita agak kesusahan. Malah, walaupun pengetahuan yang kita miliki baru sedikit, kita gampang sekali mengomentari sesuatu.

Bener nggak?

Itulah kenapa situs-situs yang menyediakan membernya buat berkomentar jadi semakin ramai. Di sini kita menyebutnya media sosial. Kayak Facebook, Twitter, bahkan WordPress juga :mrgreen:

Tadi aku sempet main ke lifehacker.com. Tibalah aku di suatu artikel yang entah artinya apa aku juga nggak begitu tau soalnya pake bahasa Inggris tapi kayaknya sih tentang bagaimana cara membaca buku dengan cepat. Nah, di situ aku tiba-tiba tersindir. Perasaan kita ini kalau mau komentar, cepaaat banget. Kalau disuruh baca, malaaaas banget. So, gimana mau jadi bangsa yang maju. Iya nggak?

Aku jadi keinget tuh pas baca buku Enam Hari Yang Mengguncang Dunia : Kisah Perang Arab-Israel 1967 karya Nino Oktorino. Di buku itu aku keinget suatu kutipan yang ngena banget. Kalau nggak salah perkataan Dayan, panglima tentara Israel. Di situ dia mengatakan yang kurang lebih maknanya kayak gini,

Orang Arab itu adalah bangsa yang nggak mau membaca. Wong strategi militer Israel aja dah kebongkar kok masih kalah.

Nah, bagaimana dengan kita, yang males membaca ini?

Sedang berpikir, @mzaini30

17 tanggapan untuk “Inilah Indonesia : Susah Baca, Gampang Komen

  1. hehehe betul banget.
    udah malas baca, kadang sok tahu pula.
    Beli alat baru, nggak mau baca buku petunjuknya, sok tahu aja langsung mengoperasikan. begitu ada masalah lalu komplain ke customer service. Padahal hal yang dikomplainkan sebenarnya ada dalam buku manual yang disertakan

  2. betul banget nih, susah buat numbuhin minat baca kalo di indonesia. saya juga termasuk sih, kalo suruh baca bahan kuliah malasnya minta ampun,hehe

  3. Komen memang paling gampang, karena nggak wajib ada ilmu atau sumbernya (beda dengan hadits yang ada ilmunya)
    Baca lebih susah karena ada ilmunya
    Nulis paling susah karena membuat ilmu baru dari ilmu yang ada

    Semoga kita berada di tingkatan yang baik.

    1. Jadi candu? Belum sih kayaknya. Apalagi kalau pengen baca buku-buku yang sebenarnya penting tapi kok rasanya nolak terus kayak Minhajul Muslim, Riyadus Solihin, Fadilatul Amal, Shahih Bukhari dan Muslim. Oke, yang penting mulai dulu aja lah.

  4. Setuju mas. Gak baca lengkap yang ditulis kita dah gatel komen. Dah gitu komennya itu sebenarnya dijelaskan dengan baik di tulisan itu.

Tinggalkan Balasan ke Mitchell Batalkan balasan